Ari Saptaji
Tuhan, Engkau pelukis yang cemas:
langit-Mu malih serba bergegas
tak sempat aku menjeratnya
pada permukaan air di cawan bening
sebentar aku hendak mereguknya
dengan tenggorokan yang ingin
menyudahi hari di perjamuan yang hening
mari kita duduk
di selasar yang lapuk
menafsir warna, mengeja waktu
: dengan manna dan darah-Mu
jogja, 2006
|
NAMA ANDA
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI |
|