sebagaimana laut punya akhir: pantai atau muara dan pada selangkangan bakau, segala pusat risau resah dan gelisah di sematkan tapi bulan ini, yang katamu, lebih mulia dari seribu purnama akankah memiliki akhir mengalahkan umur? sudah 48 kali purnama! getar doa malam-malam ganjil iktikaf yang gigil halaman lambung yang selalu kosong (ada juga dahaga yang selalu dijaga) sepanjang siang akankah punya akhir? tapi orang-orang dari jauh mengenakan pakaian lusuh membikin kota penuh berdatangan dengan kedua tangan selalu menadah seperti ia faham di bulan, yang katamu, lebih mulia dari seribu purnama banyak orang murah tangan melemparkan sedekah dari setiap tubuhnya mengalirkan laut langit merestui penghuni langit turun bersama sayap-sayap berkilau hendak meminangmu dan getar doa juga tangan yang menadah akan pula dibawa terbang kau tahu ke mana akhir segala pengembaraan kalau tak ke taman-taman yang dulu sekali ditinggalkan? beri salam pada malaikat sebelum laut sampai ke tepian akhir segala perjalanan: pantai atau muara, juga pada selangkangan bakau: segala pusat risau untuk dilelapkan…. lalu pantai atau muara akan membuka halaman bagi sujudmu selepas subuh sebelum matahari di kepalamu benar-benar meluruhkan ubanmu demikian laut punya akhir bulan yang memancarkan kemuliaan seribu purnama tak henti pada pantai atau muara, bahkan di selangkangan bakau kau akan mekar cahayamu menguar melebihi tahun-tahun usia getar doa selalu memanggil-manggil