;

Rabu, 30 Juni 2010

Syair Kepedihan | Faisal Muhctar Al Khaufi

Rabu, 30 Juni 2010

Syair Kepedihan
Faisal Muhctar Al Khaufi

hasniah, ijinkan aku menutup rapat-rapat
buku harian ini dan mencoba melupakan kutukan
pada mantra garis tangan karena sebuah kata-kata
yang diiringi lapar dan memar telah memaksa aku
mencintai bisingnya suara mesin-mesin

bahkan aku tak pernah melihat matahari dan menghirup
wewangian musim, tak ada lagi bunga – bunga yang dapat
aku jadikan kata, tak ada lagi hujan yang dapat aku tafsirkan
pagi, siang, sore dan malam hanyalah hamparan lautan keringat

sungguh percikan bunga – bunga api dan kerasnya suara rimmer
pelan – pelan mengikis mata hati ini, betapa pedihya saban hari
mencintai sepatu boot, seragam, masker dan sarung tangan juga
memberi salam pada mata – mata sipit adalah keharusan

namun, jauh di dalam batin ini aku sudah menata rumah paling indah
untuk kita berdua.


Karawang 2005

TULISAN BERJALAN INI SILAHKAN DIISI DENGAN PESAN ANDA

NAMA ANDA - 17.38
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI