Sudah lama tidak ada puncak dan lembah Masa lempang-diam menyerah dan kau tahu di ujung kuburan menunggu kesepian
Aku belum juga rela berkemas Manusia, mengapa malam bisa tiba-tiba menekan dada? Sedang rohnya masih mengembara di lorong-lorong
Keyakinan dulu manusia bisa hidup dan dicintai habis-habisan Belum tahu setinggi untung bila bisa menggali kuburan sendiri
Rebutlah dunia sendiri dan pisahkan segala yamg melekat lemah Kita akan membubung ke langit menjadi bintang jernih sonder debu
Detik kata jadikan abad-abad Abad-abad kita hidupi dalam sekilas bintang Sesudah itu malam, biarlah malam
Bila hidup menolak Ia kita tinggalkan seperti anak yang terpaksa puas dengan boneka Mereka akan menari dan menyanyi terus Tapi tak ada lagi kita Sedang mereka rindu pada cinta garang Mereka akan menari dan menyanyi terus Tentang abad dan detik yang ‘lah terbenam Bersama kita, tarian perawan janda ….