ingin kusuarakan apa saja di sini, tapi angin punya telinga dan kata-kata. bahkan lampu-lampu taman ini akan merekam dan menyuarakan kembali dengan bahasa lain. lalu dinding memagar tubuhku, kesepian yang mendekam!
ingin kumerdekakan apa saja di sini, tapi burung tak punya lagi sarang yang tenteram. pohon-pohon telah memburu kota demi kota, mengubah ketenteraman jadi kegaduhan, dan asap yang dimuntahkan beribu cerobong pabrik adalah oksigenku setiap detik. aku merokok limbah serta mengunyah beton!
ingin kutulis apa saja di sini, tapi koran tak lagi punya suara. seribu iklan memadati halaman demi halamannya, seperti gula-gula yang dikunyah anak-anakku. aku hanya membaca bahasa angin di sana kemudian meliuk di balik bendera setengah tiang. kemudian hening…
ingin kusuarakan kembali kemerdekaan di sini, tanpa granat dan senapan. ingin kuteriakkan penderitaan burung yang kehilangan kebebasan terbang. hingga di udara yang terbuka tak akan ada lagi kecemasan-kecemasan